PERSEPSI MASYARAKAT PADA KETERSEDIAAN ELEMEN PERABOTJALAN DI KORIDOR JALAN MONUMEN LORI – SIMPANG RAJA BALI,KAWASAN KAYUTANGAN HERITAGE, KOTA MALANG

Authors

  • R Dimas Widya Putra Institut Teknologi Bandung Author
  • Fariha Fadly Sahono Universitas Terbuka Author
  • Dwi Maulidatuz Zakiyah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang Author

DOI:

https://doi.org/10.58411/a2cpr043

Keywords:

pedestrian way, kayutangan, persepsi masyarakat

Abstract

Malang merupakan kota yang memiliki banyak kekayaan akan bangunan bersejarah,  salah satunya berupa pelestarian bangunan kolonial. Aktivitas perekonomian di berbagai ruas  jalan di Kota Malang terus berubah dan berkembang, salah satunya aktivitas pada ruas jalan di  sepanjang kawasan Monumen Lori hingga Simpang Raja Bali. Pada kawasan Kayutangan  Heritage Kota Malang tersebut, masih terlihat deretan rumah kolonial Belanda di antara jalan-jalan sempit yang memiliki lebar 0,5 hingga 2 meter. Penelitian ini bertujuan untuk  mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap ketersediaan elemen perabot jalan pada koridor  jalan kawasan Monumen Lori hingga Simpang Raja Bali. Penelitian menggunakan pendekatan  rasionalistik dan pendekatan deskriptif yang menggunakan 3 (tiga) variabel, yaitu keamanan,  tingkat kesenangan dan daya tarik, dan variabel kenyamanan. Berdasarkan hasil kuesioner  dengan responden dari masyarakat yang melintasi koridor jalan kawasan Monumen Lori  hingga Simpang Raja Bali, disimpulkan bahwa pada variabel keamanan menunjukkan bahwa  meskipun fasilitas pedestrian way memiliki status cukup baik, koridor jalan ini sudah  memberikan keamanan bagi pejalan kaki. Pada variabel tingkat kesenangan dan daya tarik menunjukkan bahwa kawasan ini menarik masyarakat sekitar dengan berbagai kegiatan,  ketersediaan bangunan estetik, dan bermacam kafe yang memiliki tema unik dan menarik. Pada  variabel kenyamanan, disimpulkan bahwa fasilitas pendukung pada pedestrian way sudah  lengkap dan mendukung kenyamanan saat berjalan kaki. Sehingga, hasil penelitian  menunjukkan bahwa variabel keamanan, tingkat kesenangan dan daya tarik serta variabel  kenyamanan pada kawasan kayutangan Monumen Lori – Simpang Raja Bali sudah tercukupi.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adha, A. . & E. J. (2016). Kualitas Walkability Jalur Pedestrian Pada Koridor Jalan Permindo, Padang Berdasarkan Persepsi Masyarakat. Arsitektur , 2050.

Andrijanto, M. S. (2018). Perancangan Alternatif Sign System Sebagai Informasi Lokasi Penjualan Di Pasar Legi Kota Gede. Jurnal Desain, 5(03), 223–234.

Bappeda Kota Malang (2023) Pengembangan Kawasan Kayutangan Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan. Kota Malang: Bappeda Kota Malang.

Bentley, I., Alcock, A., Murrain, P., McGlynn, S., & Smith, G. (1988). Lingkungan yang tanggap pedoman bagi perancangan. Bandung: Abdi Widya.

Carmona, M. (2021). Public places urban spaces: The dimensions of urban design. Routledge.

Catling, J., Ling, J., & Upton, D. (2012). Cognitive psychology. Prentice Hall.

Conny, S. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.

Fikri, H. (2022). Kajian Fasilitas Pedestrian way Di Koridor Jalan Riau Kota Pekanbaru. Universitas Islam Riau.

Gehl, J. (2013). Cities for people. Island press.

Gleitman, H., Fridlund, A. J., & Reisberg, D. (2011). Psicologia, 9a edição. Lisboa: Fundação Calouste Gulbenkian.

Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, E. E., & Tatham, R. I. (2010). Multivariate Analysis. Prentice Hall.

ITDP. (2017). Institute for Transportation and Development Policy.

Mashuri, M., & Ikbal, M. (2011). Studi Karakteristik Pejalan Kaki dan Pemilihan Jenis Fasilitas Penyeberangan Pejalan Kaki di Kota Palu (Studi Kasus: Jl. Emmi Saelan Depan Mal Tatura Kota Palu). Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Transportasi, 1(2).

Muhadjir, N. (2000). Metodologi penelitian kualitatif / Noeng Muhadjir. Rake Sarasin.

Navastara, A. M., & Mandasari, V. (2019). Sustainable pedestrian ways in Central Business District of Tunjungan Surabaya: Can principles of new urbanism be applied? IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 340(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/340/1/012007

Oswar Mungkasa. (2021). Merengkuh Kota Ramah Pejalan Kaki dan Pesepeda : Pembelajaran Mancanegara dan Agenda Ke Depan Oswar Mungkasa perencana kota Oktober 2021. October.

Prima, T. S., & Prayogi, L. (2020). Kajian Perilaku Pejalan Kaki Pada Kawasan Transit Oriented Development (TOD). Jurnal Arsitektur ZONASI, 3(1), 1–10.

Putra, R. D. W. (2016). Penelusuran Kawasan Alun-Alun Bunder Kota Malang Sebagai Open Space Rancangan Ir Karsten. ATRIUM Jurnal Arsitektur, 2(1), 77–92. https://doi.org/10.21460/atrium.v2i1.55

Rapaport, A. (1977). Human aspects of urban form. New York, 10.

RI, K. P. U. (2006). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas Dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan. Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia, II-1-II-65.

Rubenstein, H. M. (1992). Pedestrian way malls, streetscapes, and urban spaces. John Wiley & Sons.

Saraswati, Z. F. (2020). Konsep Penataan Jalur Pejalan Kaki di Kawasan Taman Gajah, Kota Bandar Lampung. Jurnal Arsitektur, 10(2), 63. https://doi.org/10.36448/jaubl.v10i 2.1420

Sari, A. M., Sari, D. F., & Wibawani, S. (2020). Penerapan Konsep Walkability Dalam Mendukung Kota Surabaya Sebagai Kota Metropolitan Yang Produktif Dan Berkelanjutan. Public Administration Journal of Research, 2(3). https://doi.org/10.33005/paj.v2i3.58

Setiati, G. (2017). Pengaruh Gaya Kolonial Belanda Pada Desain Rumah Tinggal Di Kayutangan Malang. Atrium Jurnal Aristektur, 3(1). Pp. 1-84. ISSN 24442-7756.

Sitanggang, Y., As, S., & Kadarini, S. N. (2018). Pengaruh Pedagang Kaki Lima terhadap Kenyamanan Pejalan Kaki Dalam Pemanfaatan Trotoar (Studi Kasus Jalan Jendral Urip Pontianak). JeLAST, 5(1), 2–15.

Terok, F. S. R. . (2006). Persepsi Masyarakat Terhadap Elemen Street Furniture Pedestrian way Koridor Jalan Piere Tendean di Manado (SegmenMantos Megamas). RADIAL - Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa Dan Teknologi Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo, 3(2), 196–206.

Whyte, W. H. (1980). The social life of small urban spaces.

Widodo, M. (2001). Jalur Pejalan Kaki Jalan Pandanaran Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro.

Downloads

Published

26-09-2023

How to Cite

PERSEPSI MASYARAKAT PADA KETERSEDIAAN ELEMEN PERABOTJALAN DI KORIDOR JALAN MONUMEN LORI – SIMPANG RAJA BALI,KAWASAN KAYUTANGAN HERITAGE, KOTA MALANG. (2023). PANGRIPTA, 6(2), 71-86. https://doi.org/10.58411/a2cpr043